DKV UNPAS Bandung: Mitos Seputar Kreativitas

Arakanlebah, Komunitas DKV UNPAS Bandung

Mitos Seputar Kreativitas

at 6/05/2008 View Comments



Video menarik seputar kreativitas... Siapa bilang kreativitas itu 'barang' abstrak? Ada beberapa mitos seputar kreativitas, salah satunya adalah penggunaan obat-obatan atau narkoba. Video di atas menjelaskan dalam versi mereka, apa saja mitos seputar kreativitas. Sementara itu, dari FastCompany.com, pernah memuat sebuah artikel tentang 6 mitos seputar kreativitas. Berikut adalah ringkasannya:

1. Kreativitas datang dari orang-orang Kreatif
Banyak yang menganggap orang yang kreatif itu memang memiliki bakat kecerdasan tertentu. Lalu muncul mitos bahwa ada orang yang terlahir kreatif, dan ada yang tidak. Padahal, banyak pula hasil penelitian yang menunjukkan bahwa orang-orang kreatif tidak memiliki tingkat kecerdasannya. Kreativitas tergantung dari kemauan orang untuk mencintai apa yang dikerjakannya, pengalaman, termasuk pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan untuk berpikir dengan berbagai cara dan sudut pandang juga membantu tingkat kreativitas.


2. Uang adalah motif Kreativitas
Ada yang berpikir, bahwa kreativitas muncul ketika ada motif uang di belakangnya, diiming-imingi hadiah yang menggiurkan, dan semacamnya. Tetapi lagi-lagi, penelitian menyatakan bahwa uang bukan segala-galanya. Kenyataan yang menarik di Indonesia misalnya, banyak Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah digaji setiap bulan secara rutin, ternyata bukannya tambah kreatif, tetapi malah jadi pemalas. Dengan menawarkan bonus tertentu, juga tidak sepenuhnya menjadi motif untuk menjadi kreatif. Kreativitas lebih sering bermotifkan kepentingan, pengalaman, dan ketertarikan yang relevan terhadap apa yang sedang dikerjakan.

3. Kepepet deadline menyebabkan Kreatif
Ini juga pandangan salah kaprah yang lain. Hasil penelitian menyatakan bahwa orang-orang yang mengerjakan sesuatu di bawah tekanan tenggat waktu yang ketat, cenderung kurang kreatif dibandingkan dengan yang bekerja dengan waktu yang cukup longar. Waktu untuk memahami dan mendalami persoalan sangat penting dalam mendorong kreativitas, karenanya butuh waktu yang cukup untuk menghasilkan sebuah kreja kreatif. Tapi tidak berarti pula bahwa kerja yang terlalu lama akan menghasilkan karya yang kreatif.

4. Ketakutan mendorong lahirnya Kreativitas
Karena takut, atau khawatir yang menyebabkan stress tingka tinggi, katanya akan mendorong lahirnya kreativitas. Sayangnya, penelitian FastCompany.com tidak menemukan hal tersebut sebagai sebuah kebenaran. Menurut hasil penelitian mereka, kreativitas berkaitan erat dengan kesenangan dan kecintaan, sementara ketakutan lebih banyak mendorong kemarahan dan kekhawatiran.

5. Kompetisi adalah segala-galanya
Ada yang percaya bahwa karena adanya kompetisi, akan mendorong kreativitas lebih tinggi. Padahal, menurut penelitian, kolaborasi adalah cara yang lebih efektif. Bekerja dengan banyak kepala akan mendorong banyak cara pikir dan cara pandang yang memperkaya suatu pemahaman, sehingga bisa melahirkan kreativitas. Kompetisi yang berlebihan justru akan mematikan upaya berbagi informasi, sehingga malah bisa mematikan kreativitas karena terbatasnya informasi.

6. Organisasi yang minimalis adalah organisasi yang Kreatif
Bekerja dengan sedikit orang, dianggap lebih efisien, dan lebih kreatif. Ini pandangan yang mungkin hanya benar dari sisi efisiensi ekonomi, tetapi tidak dalam hal kreativitas. Pelibatan banyak orang dalam sebuah organisasi biasanya lebih memudahkan munculnya solusi yang kreatif terhadap suatu masalah. Selama sebuah organisasi mampu mengoptimalkan kemampuan yang beragam dari staf-nya, kreativitas akan muncul dengan sendirinya.
blog comments powered by Disqus