DKV UNPAS Bandung: Mau jadi Mobile Interface Designer?

Arakanlebah, Komunitas DKV UNPAS Bandung

Mau jadi Mobile Interface Designer?

at 10/04/2013 , View Comments

gambar diracik di kontemplacity.blogspot.com
Yup, dunia mendigital dan bisa diakses dimanapun menggunakan ponsel pintar, bahkan menurut perkiraan para peneliti, katanya di 2015 nanti, ponsel pintar yang kian hari kian murah ini akan menggantikan komputer desktop kamak-kamak buat internetan. Betul memang sekarang komputer desktop masih jaya, karena kapasitas yang besar, monitor yang besar, bisa punya kecepatan yg oke saat berselancar ria di internet, dan ga pake batre. Ponsel pintar sebaliknya jika dibandingkan dengan hal-hal teknis diatas. Tapi karena dia masuk saku dan bisa dibawa kemanapun kita pergi, sedang BAB sekalipun, tetap bisa mengakses internet atau komputasi awan (cloud computing), maka si ponsel pintar ini memiliki keunggulan tersendiri.
Dua perbedaan tersebut diatas, mempengaruhi desain interfacenya (tampilan antarmuka pada ponsel pintar itu). Oiya interface itu adalah tampilan yang muncul di layar komputer desktop, layar mini ponsel ato di mobile device kamak-kamak sekalian, dan dalam interface ini terdapat banyak elemen, dimulai dari pencetan (button), garis pembatas (separator), background (apa ya bahasa kamak-kamaknya? hehe), dll. Semua elemen itu perlu dong di buat manis dan kece, yah disitulah peran para desainer. Selain kece, juga desain dapat mempermudah intuisi pengguna ponsel pintar pada saat mengoperasikan si ponselnya itu, atau aplikasi didalamnya.

Pola pikir mobile

Dari ukurannya saja,  antara komputer desktop dan ponsel pintar jelas mempengaruhi desain, terutama tata letak (layout). Menurut bapak Jonathan Stark, yang seorang mobile consultant (bukan konsultan mobil yah, tapi konsultan tentang ponsel pintar atau tablet atau alat yang bisa dibawa kemanapun), sebelum jadi mobile interface designer, kamak-kamak kudu punya dulu yang namanya mobile mindset (pola pikir yang bisa kemanapun eh yang mobile aja deh ya, ngerti kan ya kamak-kamak sekalian,  jangan jadi nyari mobil merek mindset  yah please).

gambar diracik dari berbagai sumber

Pola pikir mobile, praktis, ga ribet, dan bahkan bisa sangat sederhana, tetapi tetap keren. Dari ilustrasi gambar diatas, sesuatu yang mobile tidak harus segala ada, karena percuma kalo segala ada tapi juga jadi ga handy ato praktis. Pisau super komplit itu bisa jadi keren, kalo bisa dilipat dan masuk saku atau di bongkar pasang, tetapi pada pisau lipat yang lain, yang ada USB dan MP3 itulah efisiensi mobile. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, segala keterbatasan pada ponsel pintarmu itulah yang mendorong tercipta desain antarmukanya dan juga aplikasinya yang tepat guna.

Jempol dan orientasi

Masih menurut si Bapak Jonathan Stark, jangan lupakan Jempol, karena ponsel atau mobile device lainnya harus ramah jempol, kalau udah ramah jempol pasti ramah ama jari lainnya, secara jempol adalah ibu jari hehehe maksudnya jempol merupakan jari yang paling banyak digunakan untuk mengoperasikan si ponsel pintar itu, ketika tangan yang lain sibuk. Maka dari itu tampilan antarmuka yang sudah kece itu, akan lebih optimal jika lega dan warnanya bersih.
Mobile jaman sekarang sudah pasti layar sentuh, kalo sudah layar sentuh, maka ada gestures touch, yaitu gerakan jari menekan atau menggeser pada permukaan layar sentuh. Nah tampilan untuk gestures ini tidak nampak, O-Ow! bagaimana pula itu caranya mendesain sesuatu yang tak nampak tapi tetap bisa bikin orang ngerti? Itu dia tantangan bagi para desainer yang akan membuat antarmuka mobile device. Betul memang belum bisa sama-sekali mendesain untuk gestures, masih ada yang namanya hint, atau indikasi lainnya yang mengindikasikan bahwa tombol atau linknya bisa di akses pake gestures.

gambar diambi dari curiouxblog.wordpress.com

Hal teknis lainnya adalah Orientasi layar, bisa portrait atau landscape, maka tata letaknya harus fleksibel. Pada saat mendesain, harus sekaligus memikirkan akan seperti apa kalo layarnya diputer-puter tapi tetep kece, terutama masalah ukuran. Mungkin nantinya akan dibantu oleh programer untuk membantu mewujudkannya, untuk android bisa nih baca-baca tentang nine patch

Personalisasi

Terakhir untuk jadi mobile interface designer, kamak-kamak sekalian harus ingat keintiman kamak-kamak dengan ponsel pintarnya. Bangun pagi dibangunin olehnya, nyapa temen lewat jejaring sosial dan ngapdet status pagi hari, ngopi sambil dengerin radio online, nyari tugas dadakan kalo lg ada pulsa dan males ke warnet, maen game disaat galau, dan lain sebagainya. Nah jika ingat itu, maka ngedesain untuk si doski(ponsel atau mobile device itu loowh) haruslah di "handle with care" hehehe ya maksudnya desainya bisa dibuat sepersonal mungkin, misal ada pilihan warnanya, atau temanya, atau apapunlah yang bikin user enjoy.  
Last but not least, jangan lupa desain launchernya yak, suka kelewat soalnya, udah bikin interfacenya keren, eh kelupaan bikin launcher (icon yang muncul di menu utama ponselmu, berjajaran dengan aplikasi lainnya). 
Masih mau jadi mobile interface designer?


blog comments powered by Disqus