DKV UNPAS Bandung: Kekuatan Poster di Ruang Publik

Arakanlebah, Komunitas DKV UNPAS Bandung

Kekuatan Poster di Ruang Publik

at 9/25/2008 , , View Comments

Ini ada sebuah artikel bagus tentang Poster, dari blog Budi Irawanto. Esei pendek ini hendak memperbincangkan poster, terutama yang terpampang dalam “Pameran Poster Buku Penerbit Jogja,” berkaitan dengan dimensi visual dan tekstualnya. Fokusnya adalah ketegangan yang muncul di antara keduanya dalam menyodorkan sebuah wacana. Di samping itu, tulisan ini hendak menyoal lebih jauh mengapa kini dimensi visual lebih “mendominasi” ketimbang tekstualnya.

Poster sesungguhnya bentuk tertua, dalam beberapa hal, yang “termurni” dari periklanan karena sebuah poster merepresentasikan sesuatu yang hendak dijual dengan menempelkannya di tembok (Meyers, 1999: 96). Apa pun yang hendak “dijual” lewat poster, entah itu mobil, gaya hidup, kebijakan pemerintah maupun ideologi, efek dan dampak visualitas poster barangkali yang menjadikannya medium penting di era periklanan massal dan komunikasi massa pada masyarakat modern.

Dalam pandangan selintas, memang dimensi visual (piktorial) yang lebih mampu merebut perhatian kita ketimbang tekstual. Tetapi sejatinya yang hendak disampaikan oleh sebuah poster adalah “informasi” atau pesan tertentu. Integrasi antara yang tekstual dan visual tidaklah sekadar kaitan sederhana, melainkan saling bersenyawa. Sebagaimana dinyatakan Bernstein dalam bukunya Watch This Space!: The Outdoor Advertising (London: Phaidon,1997), “Sebuah poster tidak akan membiarkan anda menghilangkan satu elemennya tanpa merusak desainnya—“efek” dari yang lainya.” 

okie-east.blogspot.com
Maka, dalam melakukan analisa terhadap sebuah poster, menurut Bernstein, ada tiga pertanyaan utama yang mesti dijawab: (1) Seberapa baik elemen visual (piktorial) menyampaikan gagasannya? (2) Seberapa efisien teks menyampaikan informasi yang spesifik? (3) Seberapa berhasil dua hal itu (gambar dan teks) diintegrasikan dalam sebuah desain yang mengutuh?

Dalam artikel tersebut, poster yang baik diibaratkan telegram, pesannya singkat, padat, jelas. Teks adalah elemen yang porsinya kecil, tetapi penting. Poster, selain untuk kepentingan promosi, juga menjadi ajang pernyataan sikap. Ia menjadi media perlawanan, seperti dazibao, yang sering diterjemahkan sebagai “poster ukuran besar,”  berkembang di Cina pada periode 1978-1979. Ia juga menjadi media propaganda yang penting, seperti pada Perang Dunia Pertama, poster merupakan alat propaganda yang ampuh di mana poster menjadi medium penting dalam mencitrakan hal-hal yang politis.

“Pameran Poster Buku penerbit Jogja” membuktikan bagaimana poster secara sadar dimobilisasi sebagai cara untuk mempromosikan produk tertentu  (buku),  tetapi juga mengomunikasikan gagasan tertentu. Di sinilah sesungguhnya desain poster merupakan upaya membaurkan dimensi visual dan tekstual seraya mengomunikasikan gagasan dan mendedahkan nilai  tertentu.

Selengkapnya, silakan langsung aja baca di sini.
blog comments powered by Disqus