DKV UNPAS Bandung: Corporate Identity dan Sistem Identitas Visual

Arakanlebah, Komunitas DKV UNPAS Bandung

Corporate Identity dan Sistem Identitas Visual

at 3/26/2005 , View Comments


Perkembangan teknologi pasca Perang Dunia II telah mengakibatkan produksi massal untuk barang-barang konsumsi. Saat itu, banyak orang percaya bahwa struktur ekonomi kapitalis akan menjadi ekspansi perekonomian dan kemakmuran yang berkelanjutan. Dengan cara pandang ini, muncul kredo "Good Design is Good Business" di dunia desain grafis pada era 1950-an.

Tingkat kesejahteraan masyarakat dan berkembangnya teknologi, kemudian menjadi saling terkait, dan mempengaruhi pertumbuhan korporasi. Mereka semakin peduli, bahwa citra dan identitas yang baik perlu dibangun dalam masyarakat yang semakin beragam dan berkembang. Desain pun dilirik sebagai solusinya, dianggap mampu berperan dalam membangun reputasi untuk kualitas dan kehandalan. Selain itu, tentu saja desain masih akan berperan dalam pembentukan identitas perusahaan melalui citra visual.

Pada abad pertengahan, penanda kepemilikan (hak cipta) sangat penting sebagai sarana untuk mengendalikan perdagangan. Sejak tahun 1700-an, para pedagang sudah mengenal simbol dagang dan stempel untuk produk mereka. Hadirnya revolusi industri yang menyuburkan pemasaran dan produksi barang-barang baru, telah menambah pentingnya tanda merek untuk identitas visual barang dagangan.

Tetapi identitas visual yang mulai marak di tahun 1950-an, telah berkembang lebih jauh, bahkan melebihi gagasan awalnya sebagai penanda merek atau simbol dagang. Wilayah dagang korporasi yang semakin hari semakin tidak dibatasi wilayah geografi, menimbulkan masalah dalam hal menjaga konsistensi citra mereka. Hal ini bisa diatasi dengan menyatukan semua bentuk komunikasi dagang mereka dalam satu sistem.

Tahap awal perkembangan identitas visual pasca era perang dunia kedua, muncul dari desainer yang selalu membuat tanda khusus pada karyanya. Mirip seperti lukisan yang selalu diberi tanda tangan, desainer ini menandai karyanya yang sudah diberikan kepada klien. Kemudian, The Columbia Broadcasting System (CBS) di New York City menyewa salah satu legend dalam pengembangan desain corporate identity; William Golden (1911-59). CBS menyewanya sebagai art director selama hampir dua dekade, menjadi penanggung jawab standarisasi identitas visual yang mempengaruhi seluruh proses komunikasi di perusahaan.


Efektivitas identitas korporat CBS tidak tergantung pada sistem yang tunggal dan ketat terhadap elemen visualnya, seperti penggunaan hanya satu jenis font saja untuk semua jenis komunikasi, dsb. Kualitas dan kecerdasan setiap solusi yang dimunculkan untuk setiap aplikasi media komunikasi perusahaan, memungkinkan identitas korporasi CBS terus berkembang.

Filosofi dan pendekatan untuk periklanan, mulai muncul sejak akhir 1940, dan awal 1950. Iklan-iklan tidak lagi dikerjakan oleh agensi dari luar, tetapi dikerjakan sendiri oleh staf di lingkungan perusahaan. Hal ini lalu memungkinkan CBS mempertahankan pendekatan yang unik dalam iklan-iklan dan karya grafis komersial lainnya. Mereka terkadang melibatkan para seniman seperti Feliks Topolski, René Bouche, dan Ben Shahn untuk membuat ilustrasi dalam karya-karya mereka.

Rancangan identitas korporat yang pertama kali dilakukan oleh CIBA (Society for Chemical Industry in Basel). Subyek utama kampanye itu bukan pada logo, tetapi terhadap konsistensi dalam visualisasi kemasan, stationary, penandaan, grafis pada materi promosi, dan visualisasi kendaraan. Direktur CIBA, James K. Fogleman, ingin khalayak melihat setiap media komunikasi korporat tersebut, termasuk iklan-iklan yang mereka produksi, dengan dua sasaran utama: menginformasikan produk terbaru, dan membangun reputasi korporat.  

Sementara banyak negara Eropa harus berjuang untuk keluar dari dampak Perang Dunia II, di Amerika Serikat relatif lebih aman. Lahirlah era industri dengan banyak perusahaan besar memegang peranan penting dalam perkembangan dan pemasaran produk/jasa. Selama periode 1950 dan 1960-an, banyak desainer  Amerika - termasuk Paul Rand, Lester Beall, Saul Bass, dan biro desain seperti Lippincott & Margules dan Chermayeff & Geismar - berani memilih corporate visual identification sebagai layanan utama mereka.

Di ujung abad ke-20, identitas visual mendapat peran yang semakin penting di era informasi. Ajang internasional seperti ajang olahraga, identitas negara dan pemerintahan, dan korporat multi nasional sangat membutuhkan sistem informasi yang menyampaikan identitas secara konsisten melalui desain grafis. Untuk menjawab tuntutan ini, sebuah program desain dengan pendekatan yang spesifik pada identitas dan sistem visual menjadi lahan garapan baru di bidang Desain Grafis.

Sumber: History of Graphic Design
blog comments powered by Disqus