DKV UNPAS Bandung: 10 Tips Mendesain Iklan Banner yang Efektif (1)

Arakanlebah, Komunitas DKV UNPAS Bandung

10 Tips Mendesain Iklan Banner yang Efektif (1)

at 9/10/2004 , View Comments

Salah satu jenis iklan yang terdapat di web adalah iklan banner (banner ads). Banyak orang merasa skeptis dengan iklan jenis ini, mengingat ukurannya yang kecil, sehingga terlalu gampang untuk terlewatkan. Belum lagi waktu download yang lama menghambat orang untuk dapat melihat iklan Anda. Sambil menunggu teknologi baru dan percepatan koneksi, berikut adalah berbagai tips yang bisa Anda gunakan ketika akan merancang sebuah iklan banner yang efektif.

1. Sasaran. Jika bicara soal periklanan yang efektif, tak ada yang lebih penting selain perencanaan yang matang. Sebelum Anda menjalankan program layout dan penyunting gambar, Anda perlu duduk dan menjawab berbagai pertanyaan seperti:
- Apakah tujuan yang ingin dicapai dengan iklan ini?
- Apakah mengarah pada brand building? - Bagaimanakah kita mengukur tingkat keberhasilan iklan ini?
- Apakah kita mencari click-through yang tinggi atau meningkatnya awareness?
- Siapakah yang kira-kira akan tertarik pada produk atau pesan kita?

Anda tak mungkin bisa mengerjakan sebuah desain iklan jika tidak mempunyai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Mari bicara jujur. Berapa banyak Anda, para desainer, berkali-kali mengikuti skenario ini:
Atasan Anda memberikan order bagi sebuah iklan. Tanpa sempat mendapat penjelasan lebih lanjut, karena terikat deadline yang ketat, Anda pun langsung membuatnya. Setelah melihat desain yang Anda usulkan, mereka tidak dapat menyetujuinya karena menyadari hasil jerih payah Anda tidak sesuai dengan ide awal pembuatan iklan tersebut. 

Perencanaan yang matang adalah dasar bagi sebuah periklanan. Jika Anda ingin membangun name recognition, maka tentunya Anda harus membumbui banner Anda dengan logo dan nama Anda. Jika Anda mencari click through, maka logo Anda akan menjadi penghambat. Jika ingin membuat iklan yang sederhana, tentu akan sangat mudah dengan membuatnya pada berbagai program penyunting animasi GIF, tapi jika Anda berusaha untuk menempelkan nama Anda dalam ingatan para khalayak, maka Anda harus agak sedikit funky.

Secara serupa, memilih audiens akan mempengaruhi arah periklanan. Jika target audiens Anda anak muda, beriklan di perusahaan besar merupakan pemborosan uang. Jika konsumen utama Anda adalah orang bisnis, maka hindarilah hal-hal seperti terlalu banyak gambar, animasi, dan humor. Mengetahui di mana akan menempatkan iklan Anda juga merupakan hal penting karena biasanya beberapa situs menetapkan beberapa ketentuan tertentu pada iklan banner, seperti pembatasan ukuran file dan besarnya dimensi iklan.

2. Desain. Hal paling penting dalam desain adalah kreativitas. Kreativitas bisa membedakan antara rating click through 1% dan 20%. Desain yang kreatif tidak mengharuskan gambar-gambar yang menarik. Desain yang efektif mungkin bisa didapatkan hanya dengan menggunakan pitch berupa dua atau beberapa kata dengan menggunakan background putih. Satu aspek penting dari desain adalah membuatnya tetap segar. Bahkan iklan banner terbaik pun akan segera menjadi tua dan daya tariknya akan berkurang.

Sebuah campaign iklan yang baik biasanya terdiri dari beberapa seri ide-ide segar. Tidak semua iklan harus sama. Cobalah untuk mencampurkan berbagai gaya. Beberapa pendekatan akan meningkatkan kemampuan Anda untuk menyampaikan pesan kepada target yang berbeda-beda.

3. Animasi. Animasi tetap menjadi cara terbaik untuk menambah efek sebuah iklan. Entah apakah kita memiliki keinginan untuk memuaskan rasa ingin tahu kita, atau sudah terlatih oleh televisi untuk merespon gambar bergerak. Saat ini standar animasi di web mulai telah meningkat. Perangkat yang lebih baik, teknologi baru, dan koneksi yang lebih cepat meningkatkan harapan pada periklanan di web. Animasi yang ceroboh merupakan tanda bagi calon konsumen Anda bahwa situs Anda tidak berguna untuk diklik.

Namun adanya animasi juga meningkatkan besar file iklan banner. Sebelum adanya optimisasi, sebuah cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan membuat looping gambar. Sebagai contoh, Anda dapat mengatur waktu tampilan pada banner animasi. Misalnya frame pertama ditampilkan lebih lama, memberikan waktu bagi frame lainnya untuk di-load. Secara terbalik, looping animation merupakan gangguan bagi pemirsanya, menimbulkan kesan negatif. Maka, gunakanlah loop banner hanya sesekali sebelum berhenti pada sebuah frame kunci.

4. Warna. Warna dapat saja menjadi aset terbaik desainer. Pada banyak penelitian menunjukkan khalayak bereaksi lebih pada warna-warna cerah, seperti biru, hijau, kuning, atau beberapa kombinasi warna, seperti kuning terang pada biru gelap. Namun, beberapa orang lebih menyenangi warna tertentu. Contoh, warna-warna gelap lebih menimbulkan kesan elegan, sementara warna-warna terang dan trendy lebih menarik perhatian khalayak muda. Karena warna semacam putih, merah, dan hitam tidak banyak membantu, mereka dapat digunakan untuk memberikan level kontras.

5. Pitch. Penulisan adalah satu bagian tak terpisahkan dari campaign periklanan. Strategi yang umum adalah menampilkan pertanyaan (contoh: Pernahkah Anda Pergi ke Hawaii?), menggunakan pesan bersandi (contoh: Lebih Menyenangkan Dari Pada Segerombolan Monyet!), dan menggunakan kata arahan (contoh: Klik di Sini!). Pitch berupa pertanyaan sangat efektif, karena ia membuat sebuah interaksi dengan calon konsumen. Beberapa orang memerlukan petunjuk klasik seperti "Klik di Sini!". Hindarilah sense urgensi yang palsu seperti "Klik Sekarang atau Kehilangan Kesempatan Mendapat Satu Juta Dolar".

Pilihan huruf juga sangat penting. Iklan banner bukanlah tempat untuk memamerkan berbagai macam huruf gaya. Pengguna telah dihujani dengan ribuan informasi dan pesan ketika berada di web; Anda beruntung jika iklan Anda dilirik. Maka, akan sangat baik jika mereka mampu mengerti pesan Anda pada kali pertama mereka melihatnya. Sebaiknya gunakan jenis huruf seperti Futura, Swiss dan Helvetica. *** (bersambung)

Sumber: http://www.kompas.com/kcm/news/0012/22/artikel04.htm - [deadlink]
blog comments powered by Disqus